KURIKULUM DALAM FILSAFAT ESSENSIALISME
KURIKULUM DALAM FILSAFAT ESSENSIALISME
A.
Pengertian
filsafat
Kata filsafat berasal dari bahasa yunani. Kata
ini berasal dari kata philosophia yang berarti cinta pengetahuan. Terdiri dari
kata philos yang berarti cinta,senang dan suka, serta kata sophia berarti
pengetahuan,hikmah dan kebijaksanaan(hamdani ali 1996 :7). Hasan shadily (1984
: 9)mengatakan bahwa filsafat menurut asal katanya adalah cinta akan kebenaran.
Dengan demikian, dapat ditarik pengertian bahwa filsafat adalah cinta pada ilmu
pengetahuan atau kebenaran, suka kepada hikmah dan kebijaksanaan. Jadi, orang
yang berfilsafat adalah orang yang mencintai kebenaran, dari ilmu pengetahuan
ahli hikmah dan bijaksana.
Dalam
pengertian yang lebih luas Harold Titus (1984) mengemukakan pengertian filsafat
sebagai beriku :
1. Filsafat
adalah sekumpulan sikap dan kepercayaan terhadap kehidupan dan alam yang
biasanya diterima secara kritis.
2. Filsafat
ialah suatu proses kritik atau pemikiran terhadap kepercayaan dan sikap yang sangat kita junjung tinggi.
3. Filsafat
adalah usaha untuk mendapatkan gambaran keseluruhan.
4. Filsafat
adalah analisis logis dari bahasaan dan penjelasan tentang arti konsep.
5. Filsafat
adalah sekumpulan problema-problema yang langsung mendapatkan perhatian manusia
dan di carikan jawabannya oleh ahli filsafat (Jalaluddin dan Usman Said,1994:9)
Berfikir
yang seperti ini, menurut Jujun S. Srisumantri (1990), aalah sebagai
karateristik dan berfikir filosofis. Ia berpandangan bahwa berfikir secara
filsafat merupakan cara berfikir radikal, sistematis, menyeluruh, dan mendasar
untuk suatu permasalahan yang mendalam. Begitu pun berfikir secara spekulatif,
termasuk dalam rangkaian berfikir dengan cara merenung, memikirkan segala
sesuatu sedalam-dalamnya, tanpa keharusan adanya kontak langsung dengan objek
sesuatu tersebut. Tujuan nya adalah untuk mengerti hakikat sesuatu (Muhammad
Noor Syam,1986:25).
B.
Pengertian
Ontologi,Epistimologi, dan Aksiologis.
Ontologi
berarti ilmu hakikat yang menyelidiki alam nyata dan bagaimana keadaan yang
sebenarnya, apakah hakikat dibalik alam nyata ini. Epistimologi adalah
pengetahuan yang berusaha menjawab pertanyaan pertanyaan apakah pengetahuan,
cara manusia memperoleh dan menangkap pengetahuan dan jenis-jenis pengetahuan. Aksiologi
menyangkut nilai-nilai yang berupa pertanyaan apakah yang baik atau bagus itu .
C.
Pengertian
Essensialisme dan Eksistensialisme
Esensialisme berasal dari kata latin essential
yang berarti “hal yang pokok/hakiki”. Aliran esensialisme menekankan pentingnya
penyampaian hal-hal yang esensial (hakiki) dalam pendidikan. Aliran ini
merupakan reaksi terhadap progresivisme yang terlalu menekankan metode belajar
melalui pemecahan masalah dan aktivitas sendiri para siswa untuk mengikuti
minat dan kebutuhan mereka.
Esensialisme
adalah suatu konsep bahwa dunia ini dikuasai oleh tata yang tiada cela, yang
mengatur isinya dengan tiada cela pula. Dengan kata lain, bagaimana bentuk,
sifat, kehendak dan cita-cita manusia haruslah disesuaikan dengan tata alam
yang ada.
Eksistensialisme
adalah manusia dalam keberadaannya itu sadar bahwa dirinya ada dan segala
sesuatu keberadaannya ditentukan oleh akunya. Karena manusia selalu terlihat di
sekelilingnya, sekaligus sebagai miliknya. Upaya untuk menjadi miliknya itu
manusia harus berbuat menjadikan - merencanakan, yang berdasar pada pengalaman
yang konkret.
Aliran Esensialisme ini hampir mirip dengan Perenialisme. Bedanya,
kalau Perenialisme bercorak regresif, Esensialisme lebih bercorak konservatif,
yakni sikap untuk mempertahankan nilai-nilai budaya manusia. Esensialisme ini
menghendaki pendidikan yang berpacuam atas nilai-nilai yang tinggi, yang hakiki kedudukannya dalam
kebudayaan, dan nilai-nilai inilah yang hendaknya sampai kepada manusia melalui
civilisasi
dan yang telah teruji oleh waktu.
Menurut teori Essentialist ini, tujuan pendidikan adalah sebagai perantara atau pembawa nilai-nilai yang ada dalam “gudang” di luar ke dalam jiwa peserta didik, sehingga ia perlu dilatih agar mempunyai kemampuan absorbsi (penyerapan) yang tinggi. Disini peran guru atau pendidik memiliki peran yang sentral dalam menyampaikan warisan budaya dan sejarah seputar inti pengetahuan yang terakumulasi begitu lama dan bermanfaat untuk peserta didik. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kurikulum menurut aliran ini bersifat subject centered, dimana guru sebagai pusat pembelajaran yang lebih ditekankan pada keterampilan membaca, menulis dan menyerap ide-ide demi mengembangkan mind peserta didik dan kesadaran akan dunia fisik sekitarnya
Menurut teori Essentialist ini, tujuan pendidikan adalah sebagai perantara atau pembawa nilai-nilai yang ada dalam “gudang” di luar ke dalam jiwa peserta didik, sehingga ia perlu dilatih agar mempunyai kemampuan absorbsi (penyerapan) yang tinggi. Disini peran guru atau pendidik memiliki peran yang sentral dalam menyampaikan warisan budaya dan sejarah seputar inti pengetahuan yang terakumulasi begitu lama dan bermanfaat untuk peserta didik. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kurikulum menurut aliran ini bersifat subject centered, dimana guru sebagai pusat pembelajaran yang lebih ditekankan pada keterampilan membaca, menulis dan menyerap ide-ide demi mengembangkan mind peserta didik dan kesadaran akan dunia fisik sekitarnya
D.
Pendapat
Menurut
saya filsafat itu sebuah pemikiran yang memang kita harus kaji ke dalam
akar-akarnya dan filsafat essensialisme sebuah pemikiran yang dalam kehidupan
nyata, dalam Essensialisme yang saya tau dimana seseorang akan mengikuti bakat
dan kebutuhan mereka itu sendiri,dan dalam aliran ini dalam sifat dan cita-cita
manusia haruslah disesuaikan dengan tata alam,alam mempunyai pEraturan atau bisa
disebut sebuah hukum alam,begitupun manusia mereka memiliki peraturan-peraturan
yang mereka miliki dalam diri nya sendiri,sebuah cita-cita atau sebuah
aktivitas mereka pasti ada esensi dan eksistensi dalam filsafat essensialisme.
Comments
Post a Comment